Pages

27 Januari 2013

KURANGI TUNTUTAN

0 komentar



Bacaan: I Tesalonika 5:16-18

Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah ...- I Tes 5:18

Hati-hati jika kita mulai suka menuntut. Kita tidak akan pernah bahagia, jika hidup kita hanya dipenuhi dengan tuntutan-tuntutan. Sesungguhnya tuntutan-tuntutan itu tidak akan pernah membuat hidup kita lebih baik, sebaliknya tuntutan itu akan membuat kita mudah bersungut-sungut ketika tuntutan kita tidak terpenuhi. Bebaskan diri kita dari tuntutan, maka hidup kita akan merasakan lebih bahagia dari sebelumnya.

Tuntutlah uang lebih banyak lagi masuk ke rekening kita. Tuntutlah rumah yang lebih mewah, mobil yang lebih keren, dan semua materi yang serba lux. Maka kita akan kurang menghargai apa yang kita dapat sekarang dan tidak akan pernah bersyukur dengan semua yang ada pada kita. Tuntutlah pasangan hidup kita sesempurna mungkin, maka kita akan merasa salah pilih. Tuntutlah anak kita sesuai dengan standar tinggi yang kita mau, maka kita akan merasa anak kita sangat bodoh, sangat nakal, dan sama sekali tidak bisa diharapkan. Tuntutlah semua orang harus memperhatikan kita, maka kita akan merasa sendirian. Tuntutlah semua orang harus menolong kita, maka kita akan merasa diabaikan. Bahkan kalau perlu, tuntutlah Tuhan lebih banyak lagi dalam doa-doa kita, maka kita akan merasa Tuhan seakan-akan berlaku tak adil dalam hidup ini.

Hidup seharusnya tidak diisi dengan tuntutan demi tuntutan, melainkan diisi dengan rasa syukur atas semua yang kita terima. Baru kita akan merasa bahagia. Meski uang kita tak banyak, tapi kita tetap bersyukur karena masih ada jutaan orang yang lebih miskin daripada kita. Meski pasangan hidup kita tidak sempurna,
tapi kita bersyukur karena kita tahu dialah yang terbaik yang Tuhan beri, dan kalaupun kita mencoba mencari yang lain, kita tidak akan pernah mendapat seseorang yang lebih baik dari pasangan kita yang sekarang ini, percayalah! Anak kita bukan juara di kelas, anak kita tidak sealim anak pendeta, anak kita tak memiliki bakat seperti anak lain yang kita kenal, jangan tuntut berlebihan, sebaliknya syukurilah anak kita karena kita tidak akan pernah merasa lebih bahagia tanpa kehadirannya. Daripada menuntut kita diperhatikan, bukankah harusnya kita memperhatikan? Daripada kita menuntut Tuhan dengan persungutan, bukankah lebih baik kalau kita bersyukur atas semua yang telah Ia perbuat dalam hidup kita? Semakin sedikit tuntutan kita, maka kita akan semakin berbahagia.
Continue reading ...

25 Januari 2013

BELAJAR DARI SEMUT

0 komentar
 
 
Bacaan: Amsal 6:6-11

Hai pemalas, pergilah kepada semut, perhatikan lakunya dan jadilah bijak.- Amsal 6:6

Semut termasuk binatang yang kecil dan lemah. Namun yang unik adalah melihat kenyataan bahwa semut termasuk salah satu binatang yang survive di tengah
seleksi alam yang terus terjadi. Tak hanya itu, semut juga memiliki cara kerja yang sangat hebat, hingga Salomo sampai pebisnis modern menganjurkan agar kita
belajar dari semut. Apa yang bisa kita pelajari dari semut?

    Semut adalah binatang yang sangat rajin.
    Kita tidak akan pernah melihat semut yang bengong sendirian. Kalau ada semut yang tidak bergerak, bisa dipastikan itu adalah semut mati. Semut adalah binatang yang rajin dan selalu bergerak ke sana ke mari untuk bekerja. Tak heran kalau semut tak pernah mati kelaparan. Apakah kita juga bekerja dengan rajin seperti semut?
    Semut adalah binatang yang tak pernah menyerah.
    Tak kenal menyerah adalah sifat khas semut. Kalau tidak percaya, lakukanlah percobaan ini. Tangkaplah
    seekor semut, lalu cobalah untuk meletakkan sesuatu untuk merintangi langkahnya. Saat melihat jalan di depannya ada hambatan, semua tidak akan duduk termenung, meratapi nasib yang malang dan pulang dengan rasa kecewa. Semut akan berusaha dengan segala cara untuk melewati hambatan itu. Bisa lewat atas, lewat bawah, lewat jalan memutar, bahkan kalau perlu bersama dengan semut-semut yang lain akan memindahkan rintangan tersebut!
    Semut adalah binatang yang mandiri dan bertanggung jawab atas diri sendiri.
    Amsal 6:7 menulis, biarpun tidak ada pemimpinnya, pengaturnya, atau penguasanya... Meski tidak ada yang mengawasi, semut akan bertanggung jawab atas
    dirinya sendiri. Bukankah kita yang hanya bekerja kalau diawasi atasan atau bos harusnya malu melihat kenyataan ini?
    Semut adalah tim yang luar biasa.
    Mereka sangat ahli dalam menyampaikan informasi, sehingga tak perlu heran kalau dimana ada satu makanan, ribuan semut tiba-tiba sudah mengerumuninya. Semut punya tim yang hebat, sehingga dengan kerja sama yang baik, mereka bahkan bisa mengangkat makanan yang beratnya berkali lipat dari berat badannya.

Adakah kita bisa belajar dari semut tentang membangun tim yang sukses?
Continue reading ...

23 Januari 2013

MENYENANGKAN HATI TUHAN

0 komentar


Bacaan: Kejadian 6:1-8

Bila ada pertanyaan seberapa banyak kita mengecewakan hati Tuhan, kita pasti akan menjawab: tidak bisa dihitung. Seringkali kehidupan kita tidak menyenangkan hati Tuhan dan selalu membuat ia bersedih oleh karena pelanggaran-pelanggaran kita.

Di Zaman Nuh kejahatan manusia begitu merajalela dan manusia cenderung melakukan segala kejahatan, sampai-sampai Tuhan merasa menyesal telah menciptakan manusia di bumi. Hati Tuhan sangat pedih karena manusia sudah tidak lagi menghiraukan perintah-perintahNya dan hidup dalam ketidaktaatan.

Keadaan dunia saat ini juga tidak jauh berbeda dengan orang-orang di waktu Nuh hidup, sama jahat dan rusak moralnya, pembunuhan, perzinahan dan berbagi jenis kejahatan ada di mana-mana. Bisa saja Tuhan menghukum dunia ini sebagaimana ia mendatangkan air bah yang membinasakan semua makhluk hidup.

Tidak ada jalan lain bagi kita selain berharap kepada belas kasih dan pengampunan dari Tuhan, sehingga Dia masih mau memberi kesempatan kepada kita untuk menikmati kemurahan dan kasihNya. Maka dari itu kita harus menyenangkan hati Tuhan.


Bagaimana cara untuk menyenangkan hati Tuhan? Tuhan akan disenangkan bila kita mengasihi Dia lebih dari segalanya. Tuhan rindu kita senantiasa membangun keintiman denganNya. Tuhan berkata,

“Sebab Aku menyukai kasih setia, dan bukan korban sembelihan, dan menyukai pengenalan akan Allah, lebih dari pada korban-korban bakaran.” Hosea 6: 6

Adakah kita memliki saat teduh dan menghabiskan waktu bersama Tuhan setiap hari? Hati Tuhan juga akan senang bila kita mempercayakan hidup sepenuhnya kepada Dia, yang berarti kita berjalan dalam iman, karena Dia tahu apa yang terbaik bagi kita.
Continue reading ...

Jawaban yang Tepat

0 komentar

Bacaan: Yohanes 7:14-18

Perkataan yang diucapkan tepat pada waktunya adalah seperti buah apel emas di pinggan perak.- Amsal 25:11

Apa yang terjadi bila seorang dokter keliru memberikan obat kepada pasiennya? Fatal! Si pasien bisa saja makin parah penyakitnya atau bahkan terancam nyawanya gara-gara mengkonsumsi obat yang salah. Obat yang semula diberikan dengan maksud yang baik untuk menyembuhkan pasien itu pun akhirnya justru menjadi racun yang memperburuk keadaan.

Apa yang terjadi bila seseorang datang pada Anda dengan masalahnya yang menumpuk dan dengan keinginan untuk mendapatkan pertolongan namun mendapatkan tanggapan yang salah? Ia ingin mendapatkan jawaban, namun Anda salah memberikan jalan keluar. Makin buruklah keadaannya!

Yesus dalam pelayanan-Nya di dunia ini, tak pernah sekalipun memberikan jawaban yang salah kepada orang yang datang kepada-Nya. Apa rahasianya? Mengapa Ia bisa memberikan tanggapan yang sedemikian tepat sehingga menjawab pergumulan orang-orang itu? Ia tidak sekedar menghafalkan hukum-hukum Taurat untuk menghakimi atau untuk menjawab dengan penuh kebijaksanaan bak seorang filsuf. Lebih dari itu, Ia bahkan mengerti apa yang paling dibutuhkan masing-masing pribadi secara unik. Itu terjadi hanya karena Yesus membiarkan Bapa-Nya berbicara melalui diri-Nya kepada orang-orang itu sehingga Ia bisa membimbing mereka untuk datang kepada anugerah Allah.

Hanya Tuhan yang tahu apa yang paling dibutuhkan manusia, apa yang menjadi jawaban bagi setiap permasalahan hidup. Bagaimana orang lain bisa menemukan
jalan kepada Kristus adalah tergantung diri kita. Allah ingin memakai kita untuk berbicara kepada mereka. Bila kita bersedia mendengarkan apa yang ingin Tuhan
sampaikan kepada mereka, maka perkataan kita akan tepat menjawab apa yang mereka butuhkan.

Hari ini sebelum Anda banyak berkata-kata, awalilah dengan mendengarkan apa yang Tuhan firmankan. Ijinkanlah firman-Nya berbuah dalam kehidupan Anda, dan orang lain pun akan turut merasakan manisnya buah itu. Berilah jawaban yang tepat kepada orang-orang di sekitar Anda! Sekali lagi, bukan banyaknya jawaban yang kita berikan, tapi setepat apa jawaban yang kita sampaikan.
Continue reading ...

22 Januari 2013

Memandang Masalah dari Kacamata Allah

0 komentar


“Lalu berdoalah Elisa: “Ya TUHAN: Bukalah kiranya matanya, supaya ia melihat.” Maka TUHAN membuka mata bujang itu, sehingga ia melihat. Tampaklah gunung itu penuh dengan kuda dan kereta berapi sekeliling Elisa.” 2 Raja-raja 6:17

Perkara baik atau buruk itu tergantung dari cara kita memandang. Masalah bisa menjadi buruk tapi bisa juga menjadi baik, itu juga tergantung dari cara kita memandang. Lihatlah hal yang baik dengan cara pandang yang buruk, maka hal itu akan terlihat sedemikian negatif. Sebaliknya, lihatlah hal yang buruk dengan cara pandang yang baik, secara mengejutkan kita akan melihat hal-hal yang positif.

Dean Black menceritakan dua kisah nyata mengenai hal ini dalam buku Frogship Perspective. Seorang pemain bola basket berbakat, ketika berusia 16 tahun kehilangan kedua kakinya dalam sebuah kecelakaan. Ini hal yang buruk bagi Curt Brinkman, pebasket muda tersebut yang akhirnya menjadi atlet kursi roda terkenal. Ia berkata, “Segera sesudah kecelakaan itu saya bangkit. Saya justru tidak tahu seperti apa kalau kaki saya masih ada.

”Seorang pria setengah baya melihat kembali dari kebutaan matanya semenjak lahir. Lalu seorang psikolog yang menanganinya berkomentar tentang mantan pria buta ini, “Waktu buta, dia hebat sekali. Tapi waktu dia sembuh, prestasinya merosot drastis, bahkan seperti orang bodoh.”

Bagi kita kehilangan kedua kaki adalah masalah besar, tapi bagi Curt Brinkman justru adalah kunci kesuksesan. Bagi kita mendapat kembali penglihatan adalah hadiah, tapi bagi pria separuh baya tersebut adalah masalah besar. Mengapa bisa demikian? Ini bukan soal masalahnya, tapi soal bagaimana kita melihat sebuah masalah.

Perlu saya tekankan sekali lagi, melihat hal yang baik dengan cara pandang yang buruk, maka hal itu akan terlihat sedemikian negatif. Sebaliknya, melihat hal yang buruk dengan cara pandang yang baik, maka kita akan melihat hal-hal yang positif.


Apakah hari ini kita sedang mengalami masalah? Bagaimana cara kita memandang masalah tersebut?

Tuhan selalu mengajar agar kita melihat segala masalah dari sudut pandang yang positif. Ini seperti orang yang memakai kacamata. Memakai kacamata hitam akan membuat obyek yang paling terangpun akan terlihat gelap. Jadi jika hari ini hidup Anda terlihat begitu suram dan gelap untuk dijalani, jangan-jangan yang salah adalah kacamata Anda.

Lihatlah setiap masalah yang paling buruk sekalipun dengan kacamata positif.
Continue reading ...

15 Januari 2013

KEBAHAGIAAN ORANG BENAR : BERKAT TUHAN YANG SEDIAKAN

0 komentar


Ayat Pendukung :
“Haleluya! Berbahagialah orang yang takut akan TUHAN, yang sangat suka kepada segala perintah-Nya.
Anak cucunya akan perkasa di bumi; angkatan orang benar akan diberkati.” Mazmur 112:1-2

Mazmur 112 berbicara tentang berkat-berkat yang disediakan oleh Tuhan bagi orang-orang yang hidupnya benar dan takut akan Dia. Mungkin ada yang berkata, “Hari gini hidup benar, sudah nggak zamannya kali! Mumpung masih hidup di dunia ini, mending dibuat happy-happy, urusan akhirat entar aja!” (meminjam istilah anak muda).

Terus terang, tidak mudah hidup dalam kebenaran (hidup kudus) di jaman seperti sekarang ini, apabila sat ini dunia dipenuh dengan tawaran-tawaran yang menggiurkan, yang mungkin bagi banyak orang merupakan kerugian besar bila dilewatkan begitu saja.

Memang untuk hidup benar ada harga yang harus kita bayar: itulah yang disebut pikul salib. Terkadang ketika mempertahankan hidup benar (menjaga kekudusan) kita malah ditinggalkan temen-temen terdekat kita, dicemooh dan juga dikucilkan dari lingkungan pergaulan yang ada.

Ini bukanlah hal yang mengejutkan lagi! Orang cenderung lebih memilih hidup menurut keinginannya sendiri dan memaskan nafsunya daripada harus tunduk dan taat kepada firman Tuhan.

Hari ini kita kembali diingatkan bahwa hidup benar bukanlah kerugian, tetapi membaewa keuntungan yang luar biasa, tidak hanya saat kita masih hidup di dunia ini, terlebih lagi untuk kehidupan yang akan datang.


Orang benar adalah yang hidup di dalam ketaatan, merenungkan firman Tuhan siang dan malam serta melakukannya. Sedangkan yang dimaksud dengan takut akan Tuhan adalah menaruh kehadiranNya dalam hidup kita.

Ingat, jerih payah dan perjuangan kita untuk hidup benar tidak pernah sia-sia.
“Dalam tiap jerih payah ada keuntungan.” Amsal 14 : 23a
Continue reading ...

13 Januari 2013

Pilihan Hidup: Belajar Dari Abraham

0 komentar


Bacaan :
  “Dengan jalan demikian genaplah nas yang mengatakan: ‘Lalu percayalah Abraham kepada Allah, maka Allah memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.’ Karena itu Abraham disebut: ‘Sahabat Allah.’ ” Yakobus 2:23

Abraham merupakan tokoh dalam Alkitab yang mempunyai peran yang sangat penting. Banyak kisah-kisah yang terjadi dalam hidupnya yang dapat menjadi pelajaran bagi kita semua umatNya. Melalui keturunan Abraham, lahirlah tokoh-tokoh Alkitab yang sangat luar biasa. Dan melalui keturunannya juga-lah Tuhan Yesus dilahirkan di dunia ini.

Dalam perjalanan hidup Abraham, banyak pilihan-pilihan yang dia lakukan untuk dapat mencapai apa yang telah Tuhan janjikan kepada dirinya. Tentunya Abraham juga tidak luput dari kesalahan, karena dia juga manusia. Tetapi Abraham juga belajar dari kesalahan-kesalahan yang ada untuk dapat mengambil pilihan yang lebih baik lagi yang tentunya sesuai dengan kehendak Tuhan.

Mari kita lihat beberapa kisah yang dapat kita pelajari, untuk diterapkan dalam menentukan pilihan dalam hidup kita:

1. Memilih Untuk Mengalah

“Sebab itu Lot memilih baginya seluruh Lembah Yordan itu, lalu ia berangkat ke sebelah timur dan mereka berpisah.” Kejadian 13:11

Kisah ini dimulai dari para gembala dari Abram (belum ganti nama menjadi Abraham) dan Lot yang berkelahi memperebutkan tanah untuk menggembalakan ternak mereka (Kejadian 13:1-18). Untuk menghindari perkelahian, Abram mempersilahkan Lot untuk memilih bagian tanah yang dianggap baik menurutnya. Lot memilih lembah Yordan yang terlihat sangat baik. Abram-pun mengalah dan menetap di tanah bagian lainnya yaitu di Kanaan.


Kita semua tahu bahwa pada akhirnya tempat yang dipilih oleh Lot dimusnahkan oleh Tuhan, yaitu di Sodom dan Gomora.

Secara kasat mata mungkin Abram hanya mendapat tanah sisa dan terlihat tidak sebaik lembah Yordan yang banyak airnya. Tetapi Abram rela untuk mengalah dan menjauhi pertengkaran yang ada.

Dan kita melihat bahwa justru Tuhan memberikan yang terbaik bagi Abram.

“Setelah Lot berpisah dari pada Abram, berfirmanlah TUHAN kepada Abram: “Pandanglah sekelilingmu dan lihatlah dari tempat engkau berdiri itu ke timur dan barat, utara dan selatan,
sebab seluruh negeri yang kaulihat itu akan Kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu untuk selama-lamanya.” Kejadian 13:14-15

Ada saat-saat tertentu dimana Tuhan menuntut kita untuk mengalah dan menyerahkan segalanya kepada Dia. Di saat kita memilih untuk mengalah, maka kita akan belajar dan melihat bagaimana Tuhan bekerja dengan luar biasa dalam kehidupan kita. Kita akan melihat pembelaan Tuhan bagi hidup kita.

.

2. Memilih Untuk Percaya

“Tetapi Allah berfirman: “Tidak, melainkan isterimu Saralah yang akan melahirkan anak laki-laki bagimu, dan engkau akan menamai dia Ishak, dan Aku akan mengadakan perjanjian-Ku dengan dia menjadi perjanjian yang kekal untuk keturunannya.” Kejadian 17:19

Umur Abraham saat itu sudah sembilan puluh sembilan tahun dan Sara berumur sembilan puluh tahun. Suatu hal yang mustahil bagi manusia untuk dapat memiliki anak pada umur itu. Hukum alam menyatakan bahwa manusia mempunyai batas umur jika ingin mempunyai atau melahirkan seorang anak.

Tapi Tuhan berfirman bahwa justru Abraham akan mempunyai keturunan melalui Sara. Dan melalui anaknya itulah Tuhan mengadakan perjanjian yang kekal baginya dan keturunannya.

Memang kisah ini tidak masuk di akal pikiran manusia. Tetapi Abraham memilih untuk mempercayai Tuhan yang dia sembah. Dia meyakini apa yang dijanjikan oleh Tuhan. Itulah sebabnya dia dijuluki sebagai bapa orang beriman. Oleh karena dia percaya kepada hal yang belum dilihat dan belum diterima.

“TUHAN memperhatikan Sara, seperti yang difirmankan-Nya, dan TUHAN melakukan kepada Sara seperti yang dijanjikan-Nya.
Maka mengandunglah Sara, lalu ia melahirkan seorang anak laki-laki bagi Abraham dalam masa tuanya, pada waktu yang telah ditetapkan, sesuai dengan firman Allah kepadanya.” Kejadian 21:1-2

Janji Tuhan adalah ya dan amin. Jika Tuhan sudah berjanji, maka Dia akan menepatinya. Selama kita berpegang teguh kepada janji tersebut dan percaya kepadaNya, maka kita akan menerima janjiNya seperti yang telah dialami oleh Abraham.

Apa yang kelihatan mustahil saat ini di mata manusia, menjadi mungkin di mata Tuhan. Tidak ada hal yang mustahil bagi Tuhan, dan tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya kepadaNya.

“Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.” Lukas 1:37

“Jawab Yesus: ‘Katamu: jika Engkau dapat? Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!’ ” Markus 9:23

.

3. Memilih Untuk Taat

“Firman-Nya: ‘Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu.’ ” Kejadian 22:2

Setelah melalui ujian iman di poin nomor dua di atas, Abraham masih diuji oleh Tuhan. Anak satu-satunya yang merupakan anak perjanjian melalui mujizat yang luar biasa, harus dipersembahkan (dikorbankan) kepada Tuhan. Dengan kata lain, Abraham harus membunuh anaknya untuk dijadikan korban.

Sebagai orang tua yang memiliki pengharapan yang besar kepada anak satu-satunya itu, agar dapat meneruskan keturunannya sehingga dapat menjadi banyak seperti yang dijanjikan oleh Tuhan, tentu Abraham merasa terpukul mendengar perintah Tuhan tersebut.

Bagi kita yang sudah menjadi orang tua pasti mengerti dengan jelas apa yang dialami oleh Abraham saat itu. Sungguh suatu hal yang tidak mungkin jika kita melakukan hal tersebut terhadap anak sendiri.

Tetapi Abraham tidak mengeluh atau bahkan membantah perintah Tuhan. Dengan langkah mantap dia menyiapkan semuanya dan melakukan persis seperti yang diperintahkan oleh Tuhan.

Abraham memilih untuk taat dibandingkan mengeluh atau bersungut-sungut.

Dan melalui ketaatannya tersebut, sekali lagi kita melihat kuasa Tuhan bekerja. Tepat di saat Abraham akan menikamkan pisaunya untuk menyembelih anaknya, malaikat Tuhan berseru untuk menghentikan Abraham. Di saat itulah Tuhan menyatakan bahwa Abraham sungguh-sungguh takut akan Tuhan dan rela menyerahkan sesuatu yang berharga untuk melakukan perintahNya.

Dan Tuhan-pun menyediakan seekor domba bagi Abraham untuk dipersembahkan sebagai korban.

“Dan Abraham menamai tempat itu: ‘TUHAN menyediakan’; sebab itu sampai sekarang dikatakan orang: ‘Di atas gunung TUHAN, akan disediakan.’ ” Kejadian 22:14

Apa yang menjadi perintah Tuhan dalam hidup kita? Mari kita belajar untuk taat kepadaNya, sekalipun kita harus mengorbankan sesuatu yang berharga dalam hidup kita.

Dengan memilih untuk taat kepada Tuhan, maka kita akan melihat pintu-pintu berkat yang akan Tuhan bukakan bagi kehidupan kita.

“Aku bersumpah demi diri-Ku sendiri–demikianlah firman TUHAN–:Karena engkau telah berbuat demikian, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku,
maka Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu sangat banyak seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, dan keturunanmu itu akan menduduki kota-kota musuhnya.” Kejadian 22:16-17

.

Setiap hari kita pasti dihadapkan kepada pilihan-pilihan yang harus kita lakukan. Kita dapat belajar dari tiga kisah hidup Abraham di atas, untuk dapat menentukan pilihan apa yang harus kita ambil.

Jangan berdalih bahwa kita tidak punya pilihan lain selain mengikuti atau menjalani hal-hal yang bertentangan dengan Firman Tuhan. Selalu ada pilihan bagi kita! Pilihlah jalan terang yang telah Tuhan sediakan bagi kita. Pilihlah jalan kehidupan yang akan memberikan rasa damai sejahtera bagi hidup kita.

Jangan takut dikucilkan oleh dunia ini jika ingin menerapkan pilihan-pilihan tersebut. Jangan takut pada resiko yang akan terjadi jika kita menjalani pilihan yang sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan. Ingatlah bahwa Tuhan akan membela setiap keputusan yang kita ambil, jika kita benar-benar mengandalkan kekuatan Tuhan dan berjalan dalam kebenaran FirmanNya.

Dan Tuhan jugalah yang akan memberikan sukacita dan kemenangan dalam setiap keputusan yang kita jalani. Damai sejahtera Allah akan menyertai setiap langkah hidup kita. Haleluya!

“TUHAN menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya;
apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab TUHAN menopang tangannya.

Dahulu aku muda, sekarang telah menjadi tua, tetapi tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan, atau anak cucunya meminta-minta roti;
tiap hari ia menaruh belas kasihan dan memberi pinjaman, dan anak cucunya menjadi berkat.

Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik, maka engkau akan tetap tinggal untuk selama-lamanya;

sebab TUHAN mencintai hukum, dan Ia tidak meninggalkan orang-orang yang dikasihi-Nya. Sampai selama-lamanya mereka akan terpelihara, tetapi anak cucu orang-orang fasik akan dilenyapkan.” Mazmur 37:23-28
Continue reading ...

Kunci Sukses Mewujudkan Visi

0 komentar


“Rancangan di dalam hati manusia itu seperti air yang dalam, tetapi orang yang pandai tahu menimbanya.” Amsal 20:5

Tahukah anda tukang gali sumur? Atau bahkan pernah tahu bagaimana mereka bekerja? Saya sendiri sangat terinspirasi oleh pekerjaan mereka. Karena ini pekerjaan yang sulit dan sangat beresiko tinggi, namun sangat menunjang kelangsungan hidup manusia dengan kebutuhannya akan air.

Menemukan mata air adalah tujuan mereka, sedangkan mata air terletak berpuluh-puluh meter dibawah tanah. Pada saat mereka ingin memulai penggalian, mereka belum melihat atau menemukan air yang ada dibawah tanah itu.

Mereka begitu yakin apabila mereka gali sampai jauh kedalam tanah, maka mereka akan menemukan mata air. Saat mereka memulai penggalian, mungkin mereka menggali dengan menggunakan cangkul, bor tanah, dan lain sebagainya.

Yang mereka lakukan hanya “Menggali” sampai bertemunya mata air, walau sedalam apapun mereka harus gali. Tentu pada saat menggali, banyak hal yang menyulitkan. Dalamnya tanah yang harus mereka gali dan mungkin terdapat banyaknya batuan ditanah, atau tanah yang keras dan licin sehingga membuat para penggali itu tergelincir berkali-kali.

Pastinya mereka akan menyingkirkan bebatuan yang mereka temukan agar tidak menghambat pekerjaan dan membahayakan keselamatan mereka. Karena lubang galian yang sangat jauh kedalam, maka seorang penggali sumur memerlukan tali pengaman yang diikatkan ditubuh dan tersambung ke pengait diatas sumur.

Bayangkan kalau seorang penggali sumur meninggalkan lubang galiannya karena lelah menggali sekian dalam namun belum kunjung menemukan mata air, dia hanya meninggalkan lubang kosong yang tidak berarti apa-apa dan sulit untuk kembali ditimbun dengan tanah.

Terus menggali tetapi tanpa menyingkirkan meterial-material penghambat yang akhirnya hanya semakin mempersulit, memperlambat pekerjaan, dan membahayakan keselamatan. Atau tetap menggali juga tapi tali yang dipakai adalah tali yang tipis, yang kemudian terputus dan akhirnya penggali terperosok kedalam lubang sehingga sulit untuk diangkat naik dan bahkan mati didasar lubang karena terjatuh dan terbentur bebatuan yang keras.

Diperlukan persiapan yang sangat baik sebelum memulai penggalian. Diantaranya, memastikan kondisi fisik yang sehat dan kuat, memastikan peralatan dan perlengkapan dapat berfungsi dengan baik, memastikan bahwa tali terikat kuat antara tubuh dan pengaitnya, baru kemudian memulai penggalian dengan sangat hati-hati.
Continue reading ...

BELAJAR DARI THE TROY

0 komentar


Bacaan: II Korintus 2:5-11

Supaya Iblis jangan beroleh keuntungan atas kita, sebab kita tahu apa maksudnya.- II Korintus 2:11

Apakah Anda sudah melihat film The Troy. Barangkali ada beberapa di antara Anda yang gemar melihat film, telah menyaksikannya. The Troy menceritakan bagaimana tentara musuh akhirnya bisa mengalahkan penduduk Troya dan menguasainya. Padahal sebelumnya musuh sempat frustasi dan berulangkali menelan kekalahan karena benteng kota Troya begitu kokoh dan sulit ditembus. Lalu strategi licik pun dilakukan, yaitu dengan cara mengirimkan hadiah kuda raksasa yang terbuat dari kayu kepada rakyat Troya. Padahal di dalam kuda kayu raksasa tersebut bersembunyi sejumlah tentara musuh, yang pada malam hari segera keluar dari kuda kayu itu dan menyerang penduduk Troya dengan tiba-tiba! Troya tak sadar dengan penyusupan ini, makanya akhirnya kota Troya dikalahkan dan dikuasai musuh.

Mungkin karena lengah. Atau bisa juga karena merasa musuh tak akan bisa menembus benteng kokoh yang telah dibangun. Bisa juga karena sombong dan merasa tak mungkin terkalahkan. Namun pada dasarnya, karena kota Troya tak sadar dengan musuh yang menyusup, itulah yang menyebabkan mereka dengan begitu mudah dikalahkan.

Banyak dari kita sebenarnya seperti Troya yang kokoh. Iblis mungkin sudah frustasi saat menyerang kita. Iman kita sulit ditembus. Kita tak kenal kompromi. Kita begitu semangat dan menggebu-gebu dalam Tuhan. Hanya sayang kita lupa bahwa iblis adalah musuh yang tak hanya cerdik tapi juga licik. Kalau dengan cara frontal ia tak sanggup, maka ia akan melakukan penyusupan untuk menghancurkan kehidupan kita. Ironisnya, kita tidak pernah menyadari penyusupan demi penyusupan yang iblis lakukan untuk menghancurkan iman kita.

Penyusupan itu tidak kentara, hanya amarah kok. Bukankah wajar jika manusia marah? Penyusupan itu hampir tak kelihatan, hanya sedikit rasa iri hati. Penyusupan itu lolos dari deteksi rohani, sedikit kebencian bertabur dendam. Masih ada banyak jenis lagi penyusupan yang dilakukan iblis seperti takut, kuatir, trauma dengan masa lalu, bimbang, berpikir kotor bahkan sedikit bermain dengan dosa. Sampai pada akhirnya kita terpaksa angkat bendera putih tanda menyerah terhadap iblis. Sungguh tragis kalau kita yang semula setangguh benteng Troya harus keok terhadap iblis hanya karena penyusupan yang dilakukannya. Jadi, waspadalah!
Continue reading ...
 

Blogger news

Blogroll

TENTANG BLOG INI

Blog ini berhubungan dengan rohani kristen. Kalian boleh berbagi tentang apa saja tapi tetap tentang kristen.. Mau berbagi renungan rohani, humor rohani, kesaksian dan butuh tumpangan doa, curhat juga boleh. Kita akan support. Kita semua bersaudara dan keluarga didalam Tuhan. 1. Menjelek-jelekkan orang lain apalagi saudara sendiri; 2. Tidak boleh menjelek-jelekkan agama lain.

Copyright © Anak Tuhan Sejati Design by BTDesigner | Blogger Theme by BTDesigner | Powered by Blogger